Facebook Twitter RSS

Ridho dan Nyamuk


Karya: Hilman Taufiq

Menjelang tidur, Ridho tampak gelisah tak dapat tidur. Suara nyamuk yang berisik terdengar jelas oleh telinganya. Sesekali, tangannya menepuk sana-sini mencoba menghentikan bunyi yang mengganggunya. Bukan hanya itu, mulutnya juga sesekali  menguap. Ibu pun yang sudah terlelap, terbangun dan menghampiri Ridho.
“Ada apa sayang ?”  Tanya ibu yang menghampiri ranjang tempat Ridho tidur.
“Banyak nyamuk,Bu”, kata Ridho. Ibu tersenyum.
“Mungkin kamu jarang membersihkan kamar, Anakku,”  kata ibu.
Ridho pun diam. Dan membenarkan kata ibunya.
“Lalu aku harus bagaimana, Bu’ kata Ridho.
“Kamu harus rajin membersihkan kamarmu, Anakku.”
“Bagaimana untuk malam ini ? Aku tidak bisa tidur. Sedangkan besok aku harus bangun pagi-pagi karena ada ujian di sekolah.”
“Kenapa kamu tanyakan hal itu ? Apakah kamu sudah lupa cara bangun pagi, Anakku ?” Tanya ibu sambil tersenyum.
“Aku kawatir kesiangan, Bu’. Nyamuk-nyamuk ini selalu menggangguku,aku jadi tidak bisa tidur,” kata Ridho sambil menepuk sana-sini.
Ibu tersenyum. ” Anakku kenapa cuman gara-gara nyamuk, kamu bisa kesiangan ?”
“Seperti yang aku bilang,Bu’. Aku tidak bisa tidur karena nyamuk-nyamuk ini.”
“Ya sudah, kalau begitu kamu pindah ke kamar ibu,” kata ibu.
Ridho pun pindah ke kamar ibunya. Berbeda dengan kamarnya, kamar ibunya sangat bersih dan sepertinya tidak ada satu pun nyamuk yang ada di kamar ibunya. Tak lama kemudian, Ridho pun terlelap tidur.
“Nak,bangun! Sudah subuh.Bukan kah kamu harus berangkat pagi-pagi ? Ada ujian, kan di sekolah ?” Ibu membangunkan Ridho yang masih tidur.
Perlahan, Ridho balik badan sambil bermalas-malasan. Hanya membuka mata sebentar, Lalu kembali tidur. Ibu pun menarik nafas panjang. Di gonyang-goyangkan tubuh Ridho.
“Anakku, bangun ! Sudah subuh !”
Ridho merasa terganggu. Dengan terpaksa dia pun bangun. Lalu dia ke kamar mandi  mengambil air wudhu.
Pada pukul enam pagi, ibu sedang memasak di dapur membuatkan sarapan pagi. “Bu’…aku tidak mau ke sekolah, ya ? ini hari saja bu”, Ridho dengan wajah malas.
Ibu pun yang sedang membuatkan nasi goreng menghentikan aktivitasnya, lalu menoleh kea rah Ridho.
“Kenapa, Anakku ? Bukankan hari ini ada ujian di sekolah mu ?”
“Aku masih ngantuk Bu’. Semalaman kan aku tidak bisa tidur.”
“Ah, ibu perhatikan semalaman kamu lelap tidur di kamar ibu.”
“Aku memang tidur lelap di kamar ibu. Tapikan sebelumnya aku di ganggu nyamuk.”
Ibu selesai memasak. Di pindahkannya nasi goreng dari wajan ke piring. Lalu dia kemeja makan, di ikuti Ridho yang belum mendapatkan izin untuk tidak masuk sekolah hari ini.
“Ya Ibu’, ya ? Hari ini saja,” kata Ridho sambil duduk di kursi meja makan.
“Nak… coba kamu bilang sekali lagi, kenapa kamu tidak mau masuk sekolah ini hari ?”
“Aku lemas, Bu’. Semalaman aku di ganggu nyamuk. Sepertinya, nyamuk itu memang sengaja membuatku lemas seperti ini. Ibu kan tahu, semalaman mereka selalu menggangguku.”
Ibu kesal dan mangambil nafas panjang.
“Mestinya kamu bejar dari nyamuk itu, Anakku. Nyamuk itu mengganggumu karena mereka memang di tetapkan Tuhan sebagai makhluk penghisap darah.”
“Apa yang harus di pelajari dari nyamuk itu, Bu ?
“Semangat hidup dan perjuangannya, Anakku.”
“Semangat hidup ? Perjuanagan ?“ Ridho tidak mengerti.
“Engkau tahu, Anakku ? Nyamuk-nyamuk itu mempertaruhkan nyawa mereka demi mempertahankan hidup. Mereka mencari makanan dengan menghisap darahmu. Tahukah bahwa sesekali kamu mendendangkan syair kematian kepaada mereka ? Engkau menepuk mereka yang terbang di sekitarmu. Tahukah kamu bahwa sekali tepuk saja nyamuk itu sudah tak berdaya ? Nyamuk-nyamuk tahu hal itu, tetapi mereka tidak pernah menyerah. Mereka terus menyerang mu demi mempertahan kan hidup mereka,” kata Ibu.
 Ridho mulai mengerti nasehat ibunya.
“Sementara kamu kuat. Dengan sekali tepuk pun kamu tidak akan mati. Tetapi kenapa kamu kalah dengan nyamuk ?  Tak ada rintangan yang akan datang pada mu ketika kamu pergi ke sekolah atau melakukan aktivitas apapun. Apa yang membuat mu merasa malas ?”
Ridho pun sadar. Dia tertunduk malu karena sudah di bandingkan dengan nyamuk yang ternyata lebih semangat di bandingkan dirinya sekarang.
Perlahan-lahan Ridho mengangkat kepala dan memandang wajah ibu. Kata-kata ibu yang menyentuh perasaan membuatnya sadar kini terasa nyaman setelah melihat senyum ibu. Ridho pun ikut tersenyum.
“Sana mandi ! Setelah itu sarapan dan berangkat ke sekolah.” Kata ibu.
Tampat di perintahkan dua kali, dengan perasaan gembira Ridho beranjak ke kamar mandi. Dia bersiap berangkat ke sekolah untuk ujian.

SHARE THIS POST

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author: Azhar Basis Panrita
Exfi D'mond Blog, "Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga." (HR Muslim 4/2074 no. 2699 dan yang lainnya dari shahabat Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu)

0 komentar: